Selasa, 03 Maret 2015

ILMU PENGETAHUAN DAN SAINT











PENGUJIAN HIPOTESA
KEGIATAN BELAJAR 1

A. HIPOTESIS STATISTIK
  •  Hipotesis statistic adalah Sebuah pernyataan tentang parameter yang mungkin benar atau tidak mengenai sebuah populasi atau lebih.
  •  Ada 2 jenis perumusan dalam Hipotesis Statistik yaitu:
1. Hipotesis nol (Ho)
Sebuah hipotesis yang berlawanan dengan teori yang akan dibuktikan dengan harapan untuk ditolak.
2. Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja
Sebuah hipotesis (kadang gabungan) yang berhubungan dengan teori yang akan dibuktikan dengan harapan untuk diterima.
Ø  Contoh uji hipotesis
Seorang yang dituduh pencuri dihadapkan kepada seorang hakim. Seorang hakim akan menganggap orang tersebut tidak bersalah, sampai kesalahannya bisa dibuktikan. Seorang jaksa akan berusaha membuktikan kesalahan orang tersebut.
Dalam kasus ini, hipotesis nol  adalah: "Orang tersebut tidak bersalah", dan hipotesis alternatif  adalah: "Orang tersebut bersalah". Hipotesis alternatif  inilah yang akan dibuktikan.
Ada dua kondisi yang mungkin terjadi terhadap orang tersebut:
  1. Orang tersebut tidak bersalah.
  2. Orang tersebut bersalah.
  •   Rumus
H0 : µA = µB
H1 : µA > µB


B. KESALAH JENIS I DAN JENIS II
Untuk mengetahui kesalahan jenis I dan jenis dua pada hipotesis statistik, lebih mudahnya kita lihat dari contoh diatas.
Dalam kasus diatas, hipotesis nol (  adalah: "Orang tersebut tidak bersalah", dan hipotesis alternatif  adalah: "Orang tersebut bersalah". Hipotesis alternatif  inilah yang akan dibuktikan.
Dari contoh diatas akan ada dua keputusan yang bisa diambil hakim:
1.    Melepaskan orang tersebut.
2.    Memenjarakan orang tersebut.

Hipotesis nol benar
(Orang tersebut tidak bersalah)
Hipotesis alternatif benar
(Orang tersebut bersalah)
Menerima hipotesis nol
(Orang tersebut dibebaskan)
Keputusan yang benar
Keputusan yang salah
(Kesalahan Tipe II)
Menolak hipotesis nol
(Orang tersebut dipenjara)
Keputusan yang salah
(Kesalahan Tipe I)
Keputusan yang benar.
Dalam kasus ini, ada dua kemungkinan kesalahan yang dilakukan hakim:
1.    Memenjarakan orang yang benar (Kesalahan Tipe I)
2.    Melepaskan orang yang bersalah (Kesalahan Tipe II)
Interpretasi
Jika nilai p lebih kecil dari tingkat signifikan tes yang diharapkan, maka hipotesis nol bisa ditolak. Jika nilai p tidak lebih kecil dari tingkat signifikan tes yang diharapkan bisa disimpulkan bahwa tidak cukup bukti untuk menolak hipotesa nol, dan bisa disimpulkan bahwa hipotesa alternatif yang benar.

C. PENGUJIAN HIPOTESIS STATISTIK
Ø  Langkah –langkah dalam melakukan pengujian hipotesis statistik adalah:

1. Merumuskan Hipotesis statistik
Formulasi atau perumusan hipotesis statistic dapat di bedakan atas dua jenis,
yaitu sebagai berikut;
a.       Hipotesis nol / nihil
Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan di uji. Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.
b.      Hipotesis alternatif/ tandingan
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang di rumuskan sebagai lawan atau tandingan dari hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif, timbul 3 keadaan berikut.
1)     H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga yang  di hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan.
 

Daerah                                                                                                 Daerah 
                                 Penolakan H0                                            Daerah                                           Penolakan H0
                                                                                                                      Penerimaan    H0





2)     H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga
 yang di hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi atau arah kiri.
 

Daerah                                                                                                 Daerah 
                                 Penolakan H0                                            Daerah                                           Penolakan H0
                                                                                                                           Penerimaan   H0





3)     H1 menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang di hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan dan kiri sekaligus.
 

Daerah                                                                                                 Daerah 
                                 Penolakan H0                                            Daerah                                           Penolakan H0
                                                                                                                         Penerimaan    H0
 




Secara umum, formulasi hipotesis dapat di tuliskan :
 A
 







Jadi Apabila hipotesis nol (H0) diterima (benar) maka hipotesis alternatif (Ha) di tolak. Demikian pula sebaliknya, jika hipotesis alternatif (Ha) di terima (benar) maka hipotesis nol (H0) ditolak.

2. Menentukan Taraf Signifikan (α)

Taraf Signifikan (Taraf nyata) adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang di gunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang di uji, padahal hipotesis nol benar.



Besaran yang sering di gunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan dalam %, yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf nyata di tuliskan sebagai α0,01, α0,05, α0,1. Besarnya nilai α bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan (yang menyebabkan resiko) yang akan di tolerir. Besarnya kesalahan tersebut di sebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan ( region of rejection).
Nilai α yang dipakai sebagai taraf nyata di gunakan untuk menentukan nilai distribusi yang di gunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z), distribusi t, dan distribusi X². Nilai itu sudah di sediakan dalam bentuk tabel yang di sebut nilai kritis.

3. Menentukan Daerah Kritis

Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan nilai α tabel distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya. Yang di maksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau arah pengujian.
a.    Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis.
b.    Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis.

                        Dalam bentuk gambar, kriteria pengujian seperti gambar di bawah ini


4. Menghitung Nilai Statistik
Menghitng Nilai statistik merupakan menghitung nilai dengan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi tertentu dalam pengujian hipotesis. Menghitung nilai statistik merupakan perhitungan untuk menduga parameter data sampel yang di ambil secara random dari sebuah populasi dan kemudian dibandingkan dengan nilai nilai α tabel atau nilai kritisnya.
Rumus yang digunakan adalah dengan menghitung nilai

5. Menarik Kesimpulan
Setelah menghitung nilai statistik, selanjutnya kita dapat menarik kesimpulan apakah Ho ditrima ataukah ditolak, yaitu:
Ø  Apabila Nilai 0.5 – α   Maka  ditolak
Ø  Apabila Nilai 0.5 – α   Maka  diterima

D. UJI EKA ARAH DAN DWI ARAH
1. Uji Eka Arah (One Tail)
Uji Eka Arah adalah pengujian hipotesis dengan hipotesis tandingan  bernilai lebih dari atau kurang dari nilai parameter yang ditetapkan pada

2. Uji Dwi Arah (Two Tail)
Uji Dwi Arah adalah pengujian hipotesis dengan hipotesis tandingan  bernilai tidak sama dengan nilai parameter yang ditetapkan pada










KEGIATAN BELAJAR 2
UJI NORMALITAS DAN UJI HOMOGENITAS

A.   UJI NORMALITAS
Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistik  parametrik. Karena data yang berdistribusi normal merupakan syarat dilakukannya tes parametrik. Sedangkan untuk data yang tidak mempunyai distribusi normal, maka analisisnya menggunakan tes non parametrik

Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors (Lo) dilakukan dengan langkah-langkah berikut. Diawali dengan penentuan taraf sigifikansi, yaitu pada taraf signifikasi 5% (0,05) dengan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
 Dengan kriteria pengujian :
Ø  Jika   terima
Ø  Jika  tolak

Adapun langkah-langkah pengujian normalitas adalah :

1.    Menstandartdisasi Data Sampel
Yaitu Data sampel  distandartdisasikan menjadi bilangan baku  dengan menggunakan Rumus :  
Keterangan:  = Bilangan baku
                     = Nilai ke-  
                                 = Simpangan Baku
                                   = Rata-rata nilai

2.    Menentukan Peluang Bilangan Baku
dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang bilangan baku denga Rumus :  
3.    Menentukan Proporsi Bilangan Baku
Selanjutnya dihitung proporsi  yang kurang dari atau sama
dengan . Jika proporsi ini dinyatakan oleh  maka: 


4.    Menghitung selisih  kemudian tentukan harga mutlaknya.
5.    Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak selisih  dengan  harga mutlak terbesar itulah yang menjadi .
6.    Bandingkan nilai  dengan nilai   sesuai dengan taraf signifikansi dan banyak data (n).
Ø  Jika  maka data tersebut berdistribsi normal, sedangkan
Ø  Jika  maka data tersebut tidak berdistribsi normal.

B.   UJI HOMOGENITAS
Pada uji Homogenitas ini menggunakan Uji F, karena relative lebih mudah, walaupun memiliki keterbatasan pada asumsi normalitas dan hanya dapat digunakan untuk membandingkan dua gugus data. Hipotesis statistic yang akan diuji adalah:
Ø =
Ø  

Prosedur penggunaan Uji F adalah:
1.    Jilah pemenuhan asumsi kenormalan dari kedua gugus sampel tersebut.

2.    Hitnglah nilai variansi (ragam) dari masing-masing ggus sampel yaitu:
   dan  dengan
 adalah nilai variansi dari gugus data yang pertama, dan
           adalah nilai variansi dari gugus data yang pertama

3.    Hitunglah Nilai Stratstik -Hitung) dengan Rumus:
   ,        
4.    Bandingkan
Ø  Jika  pada taraf signifikansi α / 2,
derajat kebebasan pertama dan
derajat kebebasan kedua  
atau yang biasa ditulis  

Ø  Jika  pada taraf signifikansi (1 - α / 2),
derajat kebebasan pertama dan
derajat kebebasan kedua  
atau yang biasa ditulis  dengan
·         adalah banyaknya data pada gugus sampel pertama
·          adalah banyaknya data pada gugus sampel kedua
·         =  
·         Besarnya  boleh tidak sama dengan

5.    Kreteria pengujian ini adalah
a.    Apabila nilai          
Maka diterima yamg berarti kedua gugus sampel homogeny.
b.    Apabila nilai ng    atau
                    ,
Maka ditolak yang berarti kedua gugus sampel tidak homogen.












KEGIATAN BELAJAR 3
UJI BEDA RATAAN
Uji beda rataan adalah salah satu analisis data yang sering dilakkan dalam penelitian yang ingin mengetahui permasalahan perbandingan dua perlakuan atau pengaruh dari suatu perlakuan yang dibandingkan dengan unit kontrol.

Pada uji beda rataan, umumnya menggunakan statistik z dan statistic t. Statistik z digunakan pada Pengujian hipotesis sampel besar . Sedangkan statistic t digunakan pada Pengujian hipotesis sampel kecil .
a. Sampel besar ( n > 30 )
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sample besar , uji statistiknya menggunakan distribusi . Prosedur pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut.
1. Formulasi hipotesis
a. Ho : µ = µo
    H1 : µ > µo
b. Ho : µ = µo
    H1 : µ < µo
c. Ho : µ = µo
    H1 : µ ≠ µo
2. Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai  table
Menentukan nilai α sesuai soal,
kemudian nilai atau α/2 ditentukan dari tabel.
3. Kriteria Pengujian
a. Untuk   dan  
Ø  o di terima jika
Ø  o di tolak jika
b. Untuk  dan
H:\DCIM\100MEDIA\IMG_2605.JPG H:\DCIM\100MEDIA\IMG_2606.JPG H:\DCIM\100MEDIA\IMG_2607.JPG
H:\DCIM\100MEDIA\IMG_2621.JPG H:\DCIM\100MEDIA\IMG_2623.JPG H:\DCIM\100MEDIA\IMG_2624.JPG

1 komentar:

  1. Terima Kasih para Petugas Kesehatan PUSKESMAS Wonorejo Kencong yang selalu melayani Kesehatan Anak-Anak PAUD CENDEKIA. Thank you so much.

    BalasHapus